Semenjak penobatan asmara pertama hilang
Keinginan hanya harapan semu
Ingat BUNGA ITU
Berapa banyak lagi pohon cemara berbunga
dari setiap musim yang terus bertambah tuk memukuli keadaan ini.
Sekilas terpikir haruskan menyendiri dalam sunyi,
seperti kunang-kunang menabur pandang di antara gelapnya malam.
Merangkai tawa tuk menyatikiti perut bagai orang gila hanya untuk menantang sepi
Ingatkah DISINI kita berdiri saling memeluk hanya untuk berpisah
Tangisan itu erat dengan perasaan jarak yang berlainan
Ciuman di kening itu yang terakhir kekita kaki melangkah pada kenyataan.
Waktu itu tak terpikir perbedaan semua
Kita hanya menilai perbedaan itu hanya sebuah klaim
Masalah hanya pada kita menilai arti semua
Namun ternyata Ada hal yang tak pernah ku pikir adalah apa yang terjadi saat ini
Hingga akhirnya bayangan itu merangkai-rangkai dalam benak ku
Bayangan kelam kenangan manis yang terlupa dan terluka
Hanya dekatan waktu yang akan menyatukan kita
Sekarang senyum itu menjadikan diriku berguncang
Hadirmu yang ku tunggu tuk saat ini
Jiwa ini terbelit akan kasih yang lupa
Dan ku sepi disini dan tak pernah sadar sampai kapan
Meski, meski kita memang beda